Jumat, 17 Maret 2017

Epidemiologi Tugas 1



Nevi Herliyanti
2015-66-074

Pola Perubahan Penyakit dan kematian

di Indonesia


Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001, tampak bahwa selama 12 tahun (1995-2007) telah terjadi transisi epidemiologi dimana kematian karena penyakit tidak menular semakin meningkat, sedangkan kematian karena penyakit menular semakin menurun (lihat grafik gambar 1). Fenomena ini diprediksi akan terus berlanjut dan tak akan tahu akan sampai kapan fenomena ini bisa berhenti.

 
Gambar 1 :Distribusi penyebab kematian menurut kelompok penyakit di Indonesia, SKRT 1995, SKRT 2001, Riskesdas 2007
Sumber : Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007

Gambar 1 di atas memperlihatkan bahwa selama tahun 1995 hingga 2007 di Indonesia proporsi penyakit menular telah menurun sepertiganya dari 44,2% menjadi 28,1%, akan tetapi proporsi penyakit tidak menular mengalami peningkatan cukup tinggi dari 41,7% menjadi 59,5%, sedangkan gangguan maternal/perinatal dan kasus cedera relatif stabil.

Data Penyebab kematian kasus rawat inap di Rumah Sakit dari tahun 2009-2010 pada Penyakit Tidak Menular : Kanker, Diabetes Melitus, Jantung, Hipertensi, PPOK, Asma dan stroke.
Sumber: Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2010-2011 Adalah sebagai berikut :

Tahun
 Nama Penyakit
2009
2010
Kanker
4.95
4.93
Diabetes Melitus
3.66
3.12
Jantung
9.49
8.01

Hipertensi
1.91
2.42

PPOK
1.35
1.33

Asma
0.48
0.77

Stroke
4.56
2.71

 
Berdasarkan jumlah kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap dari seluruh RS yang melapor tahun 2010 terhadap jumlah penduduk Indonesia, diperoleh sekitar 5% penduduk mendapat pelayanan kesehatan di RS. Persentase ini lebih rendah dari situasi riil, karena hanya berdasarkan data RS yang melapor. Data Riskesdas 2007 menunjukkan sebanyak 5,1% rumah tangga memilih rawat inap di RS pemerintah dan swasta serta sebanyak 17,7% responden yang memanfaatkan RS (pemerintah dan swasta), RS luar negeri dan RB (rumah bersalin).
Dalam pengolahan data mentah SIRS 2009-2010 terdapat keterbatasan dikarenakan terdapatnya pengelompokkan beberapa penyakit dalam satu kode laporan Daftar Tabulasi Dasar (DTD), sehingga sulit memilah antara data penyakit tidak menular dan penyakit menular pada kelompok penyakit tertentu (contoh: Demam yang sebabnya tidak diketahui, Konjungtivitis dan gangguan lain konjungtiva, Karies gigi). Sehingga dilakukan eksklusi (dikeluarkan) dari pengolahan data, terhadap kelompok penyakit yang tidak dapat dilakukan pemecahan antara penyakit menular dan tidak menular. 
Data morbiditas dan mortalitas penyakit di rumah sakit di Indonesia dikelompokan dalam penyakit menular, penyakit tidak menular, penyakit maternal/perinatal dan cedera dari tahun 2009-2010. Proporsi penyakit rawat jalan (kasus baru) terhadap total kunjungan seluruh penyakit (rawat jalan) dari tahun 2009-2010 mempunyai pola yang sama yaitu penyakit rawat jalan yang terbanyak adalah penyakit tidak menular, kemudian penyakit menular, cedera dan yang terakhir adalah penyakit maternal dan perinatal yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
 


Gambar 3: Proporsi Kasus Baru Rawat Jalan Penyakit Menular, Penyakit Tidak Menular, Penyakit Maternal/Perinatal dan Cedera di Rumah Sakit di Indonesia Tahun 2009 - 2010 Terhadap Total Kunjungan Seluruh Penyakit (Rawat Jalan) 

Sumber: Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2010-2011 

Persentase kasus baru rawat jalan penyakit tidak menular berdasarkan jenis kelamin dari tahun 2009 dan 2010 mempunyai pola yang sama yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok laki-laki dan kelompok perempuan yang di rawat jalan di Indonesia, seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini.



Gambar 4: Persentase Rawat Jalan Kasus Baru Penyakit Tidak Menular Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2009 – 2010
Sumber: Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2010-2011
Persentase kasus baru rawat jalan penyakit tidak menular berdasarkan kelompok umur dari tahun 2009 dan 2010, mempunyai pola yang sama persentase kasus baru rawat jalan yang paling tinggi pada tahun 2009 dan 2010 adalah pada kelompok umur 45-64 tahun kemudian diikuti kelompok umur 25-44 tahun. Begitu juga dengan persentase kasus baru rawat jalan yang paling rendah baik tahun 2009 maupun tahun 2010 adalah pada kelompok umur 0-28 hari seperti tampak pada gambar di bawah ini. 


Gambar 5 : Persentase Rawat Jalan Kasus Baru Penyakit Tidak Menular Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2009 – 2010
Sumber: Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2010-2011

Persentase kasus baru rawat jalan PTM tertinggi berdasarkan provinsi tahun 2009 adalah Provinsi Sumatera Selatan dan Lampung, sedangkan untuk tahun 2010 persentase kasus rawat jalan PTM yang tertinggi adalah Provinsi Gorontalo dan Lampung. Propinsi yang presentase rawat jalan PTM terendah pada tahun 2009 terjadi di Papua Barat dan Banten, sedangkan pada tahun 2010 terjadi di propinsi Papua dan Bangka Belitung (lihat gambar 6).


Bila dilihat berdasarkan peringkat 10 besar penyakit penyebab rawat inap terhadap seluruh penyakit rawat inap di rumah sakit tahun 2009 dan tahun 2010, sebab sakitnya hampir sama kecuali pada tahun 2009 terdapat Pertumbuhan janin lamban malnutrisi janin dan gangguan yang berhubungan dengan kehamilan, Tuberculosis Paru Lainnya sedangkan pada tahun 2010 terdapat Lahir Mati dan Kecelakaan Angkutan Darat dengan persentase terhadap seluruh penyakit rawat inap dapat dilihat pada gambar di bawah ini.


Gambar 7 : Peringkat 10 Besar Penyakit Penyebab Rawat Inap Terhadap Seluruh Penyakit Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit, Indonesia Tahun 2009 dan 2010
Sumber: Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2010-2011

Daftar Pustaka
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://www.depkes.go.id/download.php%3Ffile%3Ddownload/pusdatin/buletin/buletinptm.pdf&q=data%20perubahan%20pola%20penyakit%20dan%20kematian%20di%20indonesia&ved=0CBcQFjAAahUKEwi8jb7snYPIAhWVkI4KHUXaBwE&usg=AFQjCNGhREbduPq-Fxnm2mimiHYSMr4CWQ&sig2=mZfWwN8h95dhtg3j5N4FUA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar